Hidup gw akhir-akhir ini rasanya
penuh dengan amarah. Marah entah pada siapa, ga jelas. Marah ama para pengambil
keputusan yang ga berani bersikap, marah sama bos2 kecil yang sering ga fokus
dan membuat blunder2 berkali2. Marah karena merasa diremehkan oleh orang-orang
di sekitar pekerjaan tapi di sisi lain gw merasa dimanfaatkan dan ditumbalkan. Masalahnya
gw ga bisa membuktikannya. Semua itu berdasarkan perasaan gw aja. Pokoknya
hidup gw penuh amarah yang ga tau mesti pada siapa gw lampiaskan amarah itu.
Gw sendiri merasa kalo amarah itu
suatu kegiatan yang sia-sia. Menyerap 50% energi hidup gw yang sebenernya akan
lebih bermanfaat kalo gw salurkan ke kegiatan lain seperti ngesub konser V6
misalnya, atau ngedit foto si mamang untuk bikin kalender. Atau kegiatan
fangirl lainnya yang bisa membangkitkan energi positif dan kreatif gw. Tapi
karena sedang didominasi amarah, maka mood untuk ngefandom juga hilang. Gw
cuman bisa mengalihkan amarah dengan menghibur diri… Salah satunya dengan cara
nonton bioskop sendiri. Kebeneran aja ada film Dr. Strange.
Sebagai penggemar film2 marvel,
gw telat banget tau tentang film ini. Gw ga tau kalo Dr. Strange ini film
superhero. Gw tonton karena yang maen om Ben – Benedict Cumberbatch. Surprise
juga gw nonton film ini, film superhero dengan plot cerita yang complicated,
dan perlu mikir untuk mencerna jalan ceritanya. Sebenernya agak kurang tepat
buat kondisi gw saat ini. Gw pengennya nonton yang ringan dan lucu yang bisa
bikin ngakak tanpa harus mikir….. Well, biarpun gitu, tetep aja gw tersedot
arus ceritanya…
Dr. Stephen Strange adalah dokter
bedah syaraf yang jenius, yang selalu berhasil menyelamatkan pasiennya, seberat
apapun penyakitnya. Hal ini membuatnya jadi sombong. Saking sombongnya dia selalu
milih pasien2 dengan kasus2 yang rumit dan peluang keberhasilannya kecil. Demi
memanjakan egonya, gw rasa sih…. Perpaduan antara Genius, over confident and arogant…..
Membuatnya jadi dokter nyebelin tapi bikin orang lain ga bisa komen.
Sampai suatu saat dia mengalami
kecelakaan yang meremukkan semua jari2 tangannya. Rekan2 dokternya memasang
ratusan plat untuk menyambung tulang2 jarinya. Akibatnya tangannya jadi kaku
dan susah bergerak. Jangankan mengoperasi orang, bahkan melakukan gerakan melingkar sederhana aja perlu perjuangan.
Well, kalo Tuhan menghendaki, semua yg kita miliki dan bangga2kan bisa diambil
begitu saja…. *catatan bagi diri gw sendiri*
Gw ngeliat kalo Dr. Strange
dilanda amarah. Marah pada Tuhan, marah pada keadaan, marah pada rekan2 dokter
yg ga bisa mengoperasi dia dengan benar. Dr. Strange merasa kalo dia yang
mengoperasi tangannya itu maka tangannya akan bisa pulih seperti sedia kala.
Tapi gimana caranya?. He's already lost his magic hands. Dalam kemarahan dan frustasinya, Dr.
Strange pergi ke Nepal… mencari pengobatan alternatif agar jarinya bisa kembali
seperti dulu lagi.
Di puncak dunia ini, dia diberi
tahu oleh pendeta disana bahwa obat terbaik dari semua penyakit adalah pikiran
kita. Mindset. Jadi inget seorang temen yang bisa bangkit dari Malaria yang
menahun dengan merubah mindset. Pikiran yang positif selalu mengalirkan energi
yang positif. Energi positif akan mengalirkan hal-hal baik kedalam hidup kita. Gw
percaya itu.
Ok, kembali ke laptop…. Eh ke Dr.
Strange. Antara percaya ga percaya, Dr. Strange menjalani terapi ini, tapi
bertahun2 hidup dalam pemikiran rasional, ternyata sulit merubah cara pandang.
Buat dia semua hal harus ada penjelasan ilmiahnya… kecerdasannya menguasai hati
nuraninya. Dan kuncinya cuman satu “Surrender” Calm your ego and control your
power… Melepaskan amarah untuk mengendalikannya…. Jleb!! Terus gw bagaikan
sedang disuruh ngaca…. “Surrender”…. *merenung dipojokan*
Cerita selanjutnya dalam film itu
ga penting lagi dalam konteks kehidupan gw. Selanjutnya mulai keliatan ciri
khas Marvelnya, mulai keliatan superheronya… Avengers-nya….. visual effectnya, dan
komedi satirnya. Bagus dan sangat menghibur. Plus, om Ben ganteng banget dengan kostum jubah/tunik panjang... (jadi pengen bikin baju muslim kayak gitu..... #salahfokus). Kalian nonton ajalah kalo mau tau
terusan ceritanya…
Yang mau gw ceritain disini
adalah bahwa film ini bikin gw merenung dalam…. Memaknai arti kata surrender…. Bisakah
gw “surrender” dalam kehidupan gw saat ini? Dr. Strange surrender dengan cara berhenti mencari cara mengembalikan kemampuan jari tangannya. Dia menerima kenyataan bahwa dia ga bisa jadi dokter bedah lagi. Dan dia malah menemukan kekuatan lain dari tangannya……. Terus, bagaimana dengan gw? Siapa sih gw?....... Ngapain
sih gw pengen merubah orang? Kenapa juga gw pengen bos2 kecil, bos besar dan
orang2 di sekitar pekerjaan gw mikirnya kayak gw?..... Ngapain sih gw pengen
temen2 gw sepaham sama gw…. Emang Gw ini siapa??
Terus tadi pagi baca tulisan
seorang anak SMA dari Boyolali yg viral di sosmed. Dia mengutip ajaran Budha, “Kamu
dihukum bukan KARENA kemarahanmu, tapi dihukum OLEH kemarahanmu”…. Jleb lagi.
Kemarahan kita yang memenjarakan jiwa kita. Merusak badan kita. Dan menggerogoti
hati kita…. Oleh karenanya lepaskan… maafkan….. dan let it go…..
Kemudian terlintas sebuah quote bagus
dari salah satu idola gw…. “You don’t have control over your situation. But you
have a choice about how you view it. The only things you can control is perspective”…..
Mmmmm…… Surrender, let it go,
control your perspectives….. Terus makin merenung dipojokan……
Maafkan kalo review film campur curcol jadinya gini ini… bikin bingung yang baca….. hehehehe
keren tulisannya.....menyadarkan saya juga...trimakasih
ReplyDeleteEvaaaa... makasih udah baca yaaaa.... Mmmmuach!!
DeleteAsyik ini—lagi marah-marah, lihat film yang juga marah-marah.. eh, malah jadi nggak lagi marah-marah :)
ReplyDelete