Akhirnya tercapai juga cita2 gw nonton mang ijun di layar lebar *exciting
geje* Meski harus menyebrangi laut melewati lembah dan gunung *lebay* untuk menuju bioskopnya di......... Singapura. *jauh ya booo* Walopun udah pernah liat orangnya langsung di konser, tapi tetep aja liat
mamang beraksi di film bener2 beda feel-nya. Sungguh deh!! Menurut gw, Mang ijun
itu kalo di film selalu tampak keren!! Apalagi kalo di film action Sepertinya
dalam film action dia bisa mencurahkan semua idealism dan kemampuan dia,
sebagai aktor laga.
Dan Library Wars – Love and War ini
adalah film action and romance. ya iyalah, judulnya aja love and war *Menurut Lo??* Sebenernya udah
biasa sih tema perang digabung ama romance. Banyak film2 barat yang model gini.
Romance nya menjadi daya tarik bagi cerita perang yang jadi intinya. Tapi yang bikin
gw ga nyangka adalah bahwa Library Wars adalah juga film komedi….. hihihi…. Banyak adegan2 lucu terselip diantara begitu
banyak action dan sedikit romantisme terselubung ala Jepang. Bener2 semua
genre favorit gw ngumpul di film ini.
Ceritanya bersetting di sebuah era
fiksional di Jepang, di saat ada 2 undang2 yang saling bertentangan. Di satu sisi
ada undang2 pengontrolan media dimana pemerintah berhak melakukan sensor penuh
terhadap semua tulisan yang beredar, baik surat kabar, buku maupun sekedar
pamflet. Hal ini berlaku untuk segala macam bentuk pornografi dan kekerasan.
Bahkan buku fiksi yang mengandung cerita antagonis kebaikan vs kejahatan pun
dilarang untuk beredar. Sehingga buku2 fiksi yang beredar di masyarakat
hanyalah buku2 membosankan yang gada inti ceritanya.
Di sisi lain, ada pihak yang ingin
mempertahankan kreatifitas, jurnalisme dan kebebasan mendapatkan informasi
dalam bentuk apapun. Dan pemerintah memberi otoritas kepada perpustakaan untuk
mengkoleksi buku2 apapun, bahkan yang masuk dalam kategori terlarang. Jadi semacam
otonomi bagi perpustaan untuk bebas dari censorship. Sayangnya pihak pro-sensor selalu bersikap represif dan
agresif untuk menyerang perpustakaan, sehingga menimbulkan banyak korban yang
tak berdosa. Untuk itulah dibentuk satuan pertahanan perpustakaan (Library
Defense Task Force) yang sanggup memberi perlawanan seimbang terhadap pihak
pro-sensor. Di dalam task force inilah
ceritanya pun bergulir dengan menarik.
Kasahara Iku (Eikura Nana) adalah cewek
pertama yang tergabung dalam task force ini. Tujuannya masuk satuan elit ini adalah
untuk menemukan “pangeran” nya yang menolongnya 5 tahun yang lalu dari pihak
pro-sensor. Sayangnya Kasahara tidak ingat dengan jelas muka dari sang pangeran
wakakaka…. *kok bisaaaa yaaa??* Dan disinilah kelucu2an pun terjadi…. Kasahara ga
pernah malu bercerita tentang pangerannya ini kepada instruktur2nya sehingga
menimbulkan ekspresi2 aneh diantara instruktur Dojo, Komaki, Major Genda dan
yang lainnya. So… siapakah pangerannya Kasahara yang sebenernya…. *udah bisa
ditebak sih sebenernya…… tapi tonton aja sendiri*
Buat gw yang udah baca komiknya dan
nonton animenya, udah pasti gw taulah siapa pangerannya. Jadi banyak awkward
situation yang bikin gw ngikik2 maupun tersenyum geli ngeliatnya. Dan ekspresi
bingung dan salting mang ijun jadi juaranya, yang sukses bikin penonton
ngakak2. Tapi meskipun gw dah tau ceritanya versi komik dan anime, tetep aja gw
surprise karena adegan2nya disusun dengan cara berbeda dari komik dan animenya.
Mungkin lebih mirip sama novelnya ya…
Alur ceritanya dibikin flash back - flash back beberapa kali
baik dari versi ingatan Kasahara, maupun ingatan Dojo, Komaki dan versi para
petinggi Library Defense lainnya. Yah karena filmnya memuat timeline yang rada
panjang dimana cerita sejarah pembentukan library defense jadi benang merah
ceritanya, jadi banyak adegan flash back yang mungkin agak membingungkan buat
orang yang ga tau original ceritanya seperti apa. Tapi penonton cukup dilenakan sama adegan komedi dan adegan romantis yang bertebaran disana-sini, so… telen aja dah
itu cerita sejarah perpustakaan yang membingungkan hehehe…
Secara umum sih film ini bagus dan recommended
banget. Action scene nya juara lah!! walopun adegan perangnya kok ya dibikin kayak perang dunia kedua.... Sumpe adegan perangnya katro gitulah... pake omong2an dululah... kayak jaman perang nya George Washington gitu hihihi..... Sutradaranya adalah Shinsuke Sato yang
bikin Gantz the Movie juga. So, reputasinya dalam menyutradarai live-action movie
tidak diragukan lagi. Udah pasti seru dan menarik. Di Jepang sendiri ada di
rangking 3 di bawah Iron Man 3 dan Anime Detective Conan the movie. Menurut gw, buat orang-orang yang ga ngefans
sama Mang Ijun pun, film ini bakalan menarik buat ditonton…. Gw pengen nonton
lagi dan lagi kalo pelem ini diputer di Indonesia….
Saya baru mau nonton. Jadi dapat gambaran cerita filmnya.
ReplyDeleteWah selamat menonton....
DeleteUdah ada sequelnya juga Library Wars the Last Mission
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAssalamualaikum, sebelumnya perkenalkan saya Miftakhul Jannah Fajriyah mahasiswi dari jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan Universitas Airlangga saat ini sedang melakukan penelitian terkait library movie. Terima kasih untuk sinopsis yang sudah ditulis melalui blog ini, karena ini sangat membantu saya dalam pencarian data. Namun, ada beberapa informasi yang saya butuhkan, untuk itu jika berkenan apakah saya dapat menghubungi anda secara pribadi? Atas kesediaan dan perhatiannya, saya ucapkan terimakasih :)
ReplyDeleteWassalam,
Mifta
miftafajriyah06@gmail.com
Waalaikum salam... udah aku kirim email kok gada balesan lagi?
DeleteTar eoma nonton deh..thanks review nya..jd ngayal
ReplyDeleteayo eomma... nonton yah... yayang aku yg maen hahaha
Delete